Selasa, 25 November 2008

Krisis Global

Amerika Serikat & Krisisnya


Saat berkuasa Dr. Mahathir Muhammad, PM Malaysia, pernah menuding spekulan pasar uang berdarah Yahudi, George Soros, sebagai perampok. Betapa tidak, dalam sekejap Asia Tenggara diterjang krisis finansial. Dimulai langkah Soros "menyerbu" mata uang Thailand, Bath. Jatuhnya Bath langsung menjalar ke negara tetangga, Ringgit Malaysia, Singapore Dollar, Rupiah dan Peso Filipina pun terkapar. Say without saying; Devaluasi melanda negara-negara Asia Tenggara! Pada saat itu, DR. M, pangilan akrab PM Malaysia, meminta komunitas dan pemimpin dunia untuk mengatur transaksi finansial agar lebih bertanggungjawab. Menurutnya transaksi mata uang yang saat itu berjalan sangat absurd, dan tidak adil karena "merampok" asset rakyat dari negara-negara berkembang. DR. M menantang Soros untuk berdebat, sayang Soros tidak menanggapinya. DR. M terus meneriakkan pentingnya pasar finansial diatur, tidak bebas tanpa batas seperti yang terjadi saat ini. Menurutnya perlu dilakukan registrasi dengan penomeran dan jumlah (volume) uang yang ditransaksikan.
Harus jelas siapa yang menjual dan membeli. Bagaikan pepatah, anjing menggonggong, kafilah berlalu. Itulah nasib teriakan Dr. M. Kalangan pasar uang dan komunitas internasional, bergeming. Menurut mereka, pengaturan pasar seperti yang diusulkan DR. M akan menciptakan distorsi. Akhirnya pasar finansial tidak memiliki aturan, bebas tanpa batas. Korban demi korban berjatuhan, kapitalis akan memangsa "bangkai" kapitalis lainnya, dan itulah yang terjadi. Setiap sen keuntungan yang diperoleh adalah kerugian yang diderita pihak lain. Kejatuhan mata uang, khususnya Rupiah menjalar ke ranah politik. Akibatnya, Indonesia diterjang krisis multi dimensi yang berlanjut dengan pergantian kekuasan yang tidak seperti biasanya. Pak Harto menyatakan berhenti dan digantikan oleh Pak Habibie. Krisis finansial yang demikian parah, memaksa pemerintah menutup perbankan yang tidak sehat. Gelombang rush pun terjadi di mana-mana, masyarakat ramai-ramai mencairkan tabungannya. Sekuat-kuatnya bank, bila dilanda rush, pasti rubuh juga. Selain menutup dan membekukan bank-bank yang tidak sehat, pemerintah merekapitalisasi perbankan nasional melalui Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dengan ongkos sebesar Rp. 700 triliun. Dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan krisis finansial tahun 1997 demikian hebat. PHK di mana, mana, kemiskinan dan pengangguran melonjak seketika. Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi yang pada akhirnya mendorong inflasi dan suku bunga pun terkerek naik. Saya memiliki pengalaman yang tidak akan pernah hilang dalam memori otak saya. Saya harus kehilangan rumah karena saya terkena margin call di pasar saham, saya harus melakukan top up agar bisa bertahan. Sementara uang sudah habis, tidak ada jalan, selain mengangkat bendera putih tanda menyerah. Tidak ada yang menyangka dollar Amerika akan menebus angka Rp. 20 ribu per dollar yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (ISHG) terkapar.
Mereka yang kehilangan tempat tinggal, karena tidak bisa membayar cicilan. Rumah-rumah mereka disita oleh perusahaan pembiayaan. Untung saja, AS akan melaksanakan Pilpres November 2008 mendatang, baik Obama dan Mc Cain, kandidat Presiden dari Demokrat dan Republik berempati kepada masyarakat yang kehilangan dan akan kehilangan rumah tinggal. Krisis finansial yang menerjang AS demikian dalam dan parah. Krisis yang dipicu oleh kredit perumahan (subprime mortgage), telah meluluh lantakkan perusahaan pembiayaan. Terakhir, perusahaan pembiayaan papan atas yang sudah berusia lebih dari 150 tahun, Lehman Brothers, harus masuk Chapter 11, alias bangkrut! Tak seorang pun yang berpikir, Lehman Brohers yang berasset hampir US $ 700 miliar harus tutup, tinggal sejarah. Sebelumnya, pemerintah AS harus mengambil alih lembaga pembiayaan Freddie Mac dan Fannie Mae. Di Inggris Nothern Rock, bank yang selama ini dikenal sebagai sponsor klub Newscastle United itu harus meminta perlindungan pemerintah Inggris. Tidak ada satu pun lembaga pembiayaan yang bisa selamat dari "tsunami" finansial ini. UBS Swiss, Hongkong Shanghai Bank (HSBC), Merrill Lynch, Goldman Sachs, Morgan Stanley dan juga Citibank, terkena kerugian dahsyat. Perusahaan-perusahan tersebut ramai-ramai menjual kepemilikannya melalui penerbitan saham baru kepada investor China dan investor Timur Tengah. Citibank di injeksi oleh Pangeran Alwaleed, yang untung besar di minyak, sehingga mampu memasok 10 miliar dollar AS ke Citibank. AS pun akhirnya menuai badai akibat menabur kebebasan tanpa batas (baca; keserakahan) yang dibuatnya sendiri. Pasar finansial (Wall Street) berkembang liar karena tidak mendapat pengawasan ketat, yang membuat mereka melakukan spekulasi liar. Saya bisa bayangkan gumaman DR. Mahathir, "Dulu I (baca; Ai) sudah kasih tahu You, tapi You gak percaya sih. Sekarang, rasakan akibatnya, derita luar biasa bagi rakyat dan korporasi kalian." Pemerintahan George Walker Bush Jr. berusaha menenangkan pasar finansial dengan melakukan penyelamatan, meski ongkosnya luas biasa besar antara US$ 700 miliar sampai dengan 1,2 triliun dollar AS. Kongres AS yang dikuasai oleh Demokrat tidak serta merta menyetujui proposal dari tim ekonomi Bush. Mereka menuntut agar pasar finansial harus diatur untuk lebih bertanggungjawab, seperti yang diingatkan oleh DR. M. Tarik menarik pun terjadi. Otoritas bursa New York pun sedikit mengalah dengan melarang transaksi : "naked short selling", tindakan menjual meski tidak punya saham atau barang untuk memperoleh keuntungan dengan dasar persepsi pasar akan jatuh. FBI turun tangan dan langsung menyelidiki tingkah polah spekulan yang membuat Indeks Dowjones terjerembab dan harga minyak naik tertinggi dalam sejarah. Harus diakui, pemerintahan Bush mewarisi sikap Ronald Reagan dengan gagasannya Reaganomics yang memiliki paradigma, pemerintah sebaiknya jangan mengatur pasar karena pengaturan akan melakukan distorsi. Sebentar lagi, AS akan kehilangan status sebagai superpower dalam sistem finansial dunia. AS tidak bisa menyelesaikannya masalah tersebut sendirian. AS yang akan menerbitkan hutang baru senilai US$ 700 miliar dollar membutuhkan solidaritas internasional agar surat hutang tersebut dapat dibeli oleh negara-negara yang memiliki likuiditas berlebih seperti China, Jepang, Uni Eropa dan negara-negara kawasan teluk. AS tampaknya akan bertekuk dan akan bekerjasama dengan negara-negara lain untuk menyepakati sebuah aturan internasional yang lebih kuat dalam mengatur pasar finansial. Indonesia tidak bisa lepas terhadap krisis finansial yang dialami AS. Surutnya pertumbuhan ekonomi AS akan berpengaruh pada volume dan nilai ekspor Indonesia. Bila ini terjadi, kapasitas produksi akan menurun, dan bukan tak mungkin akan berdampak pada gelombang PHK di sektor riil. Selain itu, krisis finansial ini membuat ketatnya likuiditas di pasar uang. Finansial adalah urat nadi geliat ekonomi. Dan uang adalah makhluk paling pengecut di dunia. Sedikit saja ada masalah, uang akan lari sebelum yang punya lari. Sungguh, tak ada yang tahu akhir dari krisis finansial ini, apakah nanti akan happy ending ataukah bad ending. Tak ada yang tahu. Banyak pertanyaan yang muncul, bila langkah penyelamatan tersebut gagal, apa yang akan terjadi di AS dan dunia pada umumnya? Sampai saat ini, belum ada Plan B. Yang pasti, minimal langkah pemerintah AS tersebut dapat menenangkan pasar finansial untuk sementara waktu
Langkah lain yg perlu kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa kita :
Antara lain :1. Yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda. Janganambiluang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana anda makaakanterjadi bank rush, dan krisis keuangan akan semakin parah.2. Yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham danderivasinya. Jika anda ikut ikutan menjual saham dan turunannya, makaharga saham akan semakin ambruk, dan krisis akan sungguh terjadi semakinparah3. Jangan ikut ikutan memborong dolar. Jika anda ikut ikutan memborongdolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah semakin terpuruk.Harga barang impor akan semakin mahal, dan inflasi dalam negeri akansemakin menggila.4. Jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat berlalu.Perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat rebound. Dolarakancepat menyesuaikan diri pada kurs yang rasional. Cadangan devisa kitacukup kuat.Jika anda panik dan ikut ikutan menarik deposito, menjual saham, danmemborong dolar, maka anda ikut memberikan kontribusi pada semakindalamnya krisis di Indonesia. Tetapi tentu ini merupakan pilihan bebas.Tidak ada yang dapat melarang anda. Hati nurani yang bicara. Pilihanyangsulit bagi yang berduit,tetapi silahkan memilih. Krisis keuangan globalkian menebar ancaman menjadi krisis ekonomi global yang tidak main-main,bursa saham guncang dan nilai tukar Rupiah semakin melemah, ini semuamenjadi indicator bahwa akan ada bencana baru yang siap menerkam. Parakaum Kapitalis yang ingin meraup keuntungan dengan cara cepat danmenjadiSERAKAH akhirnya menjadi sumber dari segala krisis yang kita belum taukapan akan berakhir. Pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukanuntukikut membantu agar krisis ini tidak menghancurkan sendi-sendiperekonomianBangsa ini?Tentu kita tidak ingin ini menjadi periode 10 Tahunan (1998 -2008),mimpikelam krisis ekonomi 10 tahun lewat tentu tidak ingin kita munculkankembali, tapi jika Anda tidak peduli maka bisa saja hal ini akanterjadi!!!! Dan jika itu terjadi maka Bangsa ini akan semakin terpuruk,akan muncul PHK besar-besaran, sector riil yang tidak bergerak, systemperbankan yang sudah tidak dipercaya lagi dan akhirnya kita kembali keNOLlagi. Jika Anda masih mencintai Bangsa ini maka ada banyak hal yang bisaAnda lakukan, paling tidakMULAILAH DARI DIRI ANDA SENDIRI..!! , contoh kecil sbb :Jika Anda seorang awam sebagaimana saya, maka yang bisa kita lakukanadalah :Gunakanlah PRODUKSI DALAM NEGERI dalam semua aktivitas hidupmu, denganlangkah ini akan menyelamtkan Sektor Riil, usaha-usaha kecil akanberkembang, dan akhirnya kita bisa berdiri tegak dan mengatakan KITA BISAHIDUP DARI NEGERI KITA SENDIRI.Langkah kecil lain jangan sok mengkonsumsi produk makanan luar negeri,jika anda senang makan Durian tidak perlu durian Bangkok Thailand cukupdurian local toh tidak kalah rasanya, jika senang makan Jagung? Tidakperlulah Jagung Thailand cukup jagung local, tidak perlu makan makan dioutlet2 dengan brand luar negeri, toh ayam kampung kita tidak kalahnikmatnya, hal kecil ini kadang tidak kita sadari tapi ketahuilah EFEKnya.

1 komentar: