Jumat, 12 Desember 2008

Ketika Mengejar Permainan Dunia

Ketika mengejar permainan dunia
Desember 12, 2008 — Mhaz Anjas

HARTA, pangkat, nama untuk memperoleh status sosial merupakan sesuatu yangselalu dicari oleh umat manusia di dunia ini. Status itu bukanlah tujuantetapi media untuk menegakkan kebenaran, kesucian dan keharmonisan. Hartadicari sebagai alat. Bagaikan perahu menggunakan air sebagai alat untuk bisaberlayar. Tanpa air perahu tidak mungkin bisa berlayar. Perahu berlayarbukan mencari air tetapi menuju pantai bahagia. Kalau perahu salah caranyaberlayar di air maka air akan menenggelamkan perahu tersebut.
Demikian jugalah halnya dengan harta, nama, pangkat dan status. Semuanya itupenting untuk dicari sesuai dengan peluang yang ada dan kemampuanmasing-masing. Tanpa sarana harta benda manusia tidak akan bisa hidup didunia ini. Namun yang wajib diperhatikan, semuanya itu adalah sarana bukantujuan yang permanen.
Demikian juga pangkat dan jabatan adalah kepercayaan untuk didayagunakandalam melayani masyarakat, bukan untuk dibangga-banggakan untuk menunjukanegoisme.
Pangkat dan jabatan sebagai media untuk berbuat jasa melakukanpelayanan. Itu juga sarana yang sifatnya sementara bukan tujuan. Kalau itudianggap sebagai tujuan maka bisa menjebak dan mengikat kita. Kalau sudahterikat kita sudah kehilangan kemerdekaan diri. Orang akan bersedih kalau tidak menjabat atau kehilangan jabatan.
Mengabdi pada sesama, menegakkan kebenaran tidak harus melalui jabatanformal. Itu bisa dilakukan dengan banyak cara tanpa melalui jabatan danpangkat. Sepanjang tujuannya mulia dan cara melakukannya baik, itu juga akandapat mencapai hasil yang diharapkan dalam pengabdian.
Harta, nama, pangkat dan status, dinamikanya sangat fluktuatif. Kalau itudianggap sebagai tujuan maka hidup kita akan terombang ambing mengikutipasang surutnya harta, nama, pangkat dan status tersebut. Itu akan dapatmembuat tajamnya suka dan duka.
Hidup dalam gelombang suka duka yang dalam itulah penderitaan. Semakintinggi gelombang suka yang dirasakan maka semakin tinggi pula ancaman dukayang menghadang. Kalau harta, pangkat, jabatan maupun status itu tidakdicapai atau hilang maka penderitaan pun akan menjadi-jadi. Artinya, harta,pangkat, maupun jabatan harus diperhatikan agar jangan sampai mengikat danmenjebak kita.
Seolah-olah hal itu sebagai tujuan yang paling mutlak. Hal itu ibaratpakaian yang akan cepat usang dan hilang.
Seimbang dan teguhlah menghadapi gejolak suka dan duka. Untuk mencapaikeadaan diri seperti itulah yang harus diperjuangkan terus dengan melakukanpendidikan dan latihan pemahaman ajaran agama.
Jadi kebahagiaan adalah kemampuan untuk berada di atas jeratan suka danduka. Jangan biarkan diri dijajah oleh perasaan suka dan duka. Suka dukaakan silih berganti menghampiri setiap insan di bumi ini. Manusia pun tidakada yang kuasa menolak datangnya suka dan duka.
Yang penting datang dan perginya tidak membawa pengaruh buruk yang menekan kehidupan kita. Karenaorang disebut mencapai keadaan yang merdeka kalau ia tidak sombong karenakaya, pintar, tampan, berkuasa, bangsawan maupun muda. Ini artinya semuanyaitu penting dicari dalam kehidupan ini tetapi bukan sebagai hal yang membawakita berada di bawah jajahannya.
Memiliki harta, pangkat, jabatan dan status adalah peluang yang diberikanoleh Tuhan untuk mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari ini. dan saat inikita lebih sering untuk menjadi kan Harta, pangkat, jabatan sebagi tujuanutama dalam hidup, walau kadang kita mendapatkan dengan cara yang diluarkebiasaan, dengan korupsi, menjatuhkan teman, dan kita tidak peduli dengannorma-norma yang ada. Apakah kita termaksud di dalam manusia yang mengejarharta, jabatan, nama, atau status, semoga kita bukan manusia seperti itu.
"Sesaat terperangah dengan permainan dunia, dan ketika berfikir semua ituhanyalah semu"(EA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar